Oleh : Ranita Firdausa XII 1
Madura adalah pulau yang terletak disebelah timur laut Jawa Timur. Pulau yang memiliki berjuta keanekaragaman serta keunikan budaya. Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak blakan, masyarakat Madura dikenal keras, teguh, dan pekerja keras (abhantal omba’ asapo’ angen). Begitupun sifat ini telah mendarah daging dalam diri masyarakat Madura, tentu saja para pemudanya terutama. Namun seiring berkembangnya zaman, keaslian sifat masyarakat Madura khususnya para pemudanya mulai terkikis dengan adanya globalisasi. Pengaruh westerenisasi telah banyak menenggelamkan keaslian dan kekhasan budaya madura, sehingga banyak tradisi yang tidak diketahui oleh pemuda kita.
Inilah perubahan moral yang tanpa kita sadari telah mengkikis budaya luhur Bangsa. Pemuda kita khususnya di Pulau Madura terlalu sibuk mengikuti trend yang “katanya” gaul dan kekinian.
Sebenarnya, pemerintah memberi perhatian pada peran pemuda melalui UU No. 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan. Berdasarkan UU tersebut, pemuda memiliki 3 peran :
• Pemuda sebagai kekuatan moral
• Pemuda sebagai contoh sosial
• Pemuda sebagai agen perubahan
Ketiga hal diatas telah memperjelas tugas kita yang tersirat dalam kalimat “Pemuda adalah tiang Negara” khususnya pada Pulau Madura ini.
Peran pemuda dalam dunia pendidikan dan budaya sangatlah besar. Selain sebagai objek pembangunan dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kebudayaan, para pemuda juga sebagai subjek dalam peningkatan kualitas pendidikan dan kebudayaan yang ada. Dalam hal perannya sebagai objek pembangunan, pemuda menjadi penentu keberhasilan pembangungan dalam hal peningkatan pendidikan para individu pemuda Madura. Sementara itu sebagai subjek juga memberikan upaya upaya dalam hal peningkatan dan pelestarian pendidikan dan kebudayaan.
Namun faktanya pemuda saat ini cenderung berfikir pendek tanpa memandang masa depan serta dampak dari hal hal yang mereka perbuat saat ini dimasa mendatang. Sudah bukan rahasia lagi jika banyak pemuda pemudi yang berkelakuan diluar batas seperti pergaulan bebas yang menyebabkan tidak sedikit siswi yang putus sekoah dikarenakan hamil duluan. Belum lagi masalah narkoba. Keempat kabupaten di Madura telah terdeteksi adanya operasi peredaran narkoba yang tentunya sasaran utamanya adalah pemuda. Selain itu ada lagi masalah pemerataan pembangunan dan kurangnya fasilitas pendidikan. Menjadi masalah tersendiri bagi pemerintah khususnya pemuda Madura itu sendiri.
Pada hakekatnya penyebab terjadinya hal yang telah dipaparkan diatas bukan hanya disebabkan oleh dampak negatif globalisasi. Melainkan pemuda kita yang kurang pengetahuan serta pertahanan diri mengenai apa yang perlu dan tidak perlu kita akses. Untuk saat ini, pemerintah telah menerapkan kurikulum baru yaitu K13. Kurikulum ini menitikberatkan pada keaktifan siswa dan guru hanya sebagai fasilitator. Dengan kata lain, hampir semua pembelajaran siswalah yang mencari, menggali dan memahami sendiri. Ini menjadikan siswa lebih bebas untuk memanfaatkan media yang ada. Untuk membentengi diri ditengah perkembangan globalisasi, supaya tidak terjadi kasus- kasus yang tidak diinginkan. Sehingga pemuda benar-benar menjadi agen perubahan ( agen of change ).
Bayak potensi yang sebenarnya terdapat pada diri pemuda. Namun sayangnya masih terpendam dalam dirinya. Fakta ini tak terkecuali pemuda Madura. Pulau yang mendapat julukan “Pulau Garam” ini banyak pemuda-pemudanya sukses dan menjadi pemimpin-pemimpin di negara kita. Artinya pemuda Madura juga mempunyai tempat di posisi yang baik. Dengan kata lain bisa bersaing dengan pemuda-pemuda di kota.
Tak hanya Sumber Daya Manusia ( SDM ). Madura juga terkenal akan Sumber Daya Alamnya. Pernah dismpaikan oleh Ketua Umum Himpunan Generasi Muda Madura (Higemura) Muhlis Ali di Bangkalan pada 16 Februari 2014, Madura selain memiliki potensi kekayaan SDA berupa garam, Madura juga disebut sebut memiliki potensi kekayaan SDA di sektor minyak dan gas bumi (migas). Potensi migas yang ada di Pulau Madura, tersebar di empat kabupaten yang ada di Pulau ini. Yaitu Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep. Saat ini sebanyak 5 sumur gas yang ada di Pulau Madura sudah berproduksi, bahkan banyak potensi gas lain yang masih eksplorasi.
Selain migas, Madura juga berpotensi untuk menjadi tempat wisata agro dan industri perkebunan dan peternakan. Tembakau misalnya. Tembakau merupakan tanaman yang paling banyak ditemukan di Kabupaten Pamekasan. Tembakau memiliki nilai ekonomis tinggi yang bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat Pamekasan. Hal yang tak kalah menarik dari tembakau adalah ras khusus sapi khas Madura. Sapi Madura yang besar dan tak hanya itu, sapi sapi khas Madura ini memiliki stamina yang kuat karena budayanya yaitu karapan sapi.
Karena Madura merupakan sebuah pulau, tentunya memiliki potensi laut dan perikanan. Selat Madura mengandung tingkat salinitas yang baik sehingga dapat menghasilkan pasokan garam yang cukup besar. Bahkan pemasarannya hingga ke Jepang.
Sangat banyak potensi Pulau Madura yang harus terus digali dan diolah, khususnya pada sektor migas. Kita selaku pemuda Madura tentunya tak ingin migas di Madura dikelola dan dinikmati orang asing seperti yang telah terjadi di Maluku (Pt. Freepot). Untuk itu kita perlu giat belajar supaya bisa mengolah dan menikmati hasil kekayaan alam sendiri.
Hal yang tak kalah penting ialah melestarikan budaya khas Madura. Berbanggalah dengan apa yang kita punya. Tak perlu mengikuti trend ataupun menjadi anak kekinian. Karena apa yang kita miliki merupakan identitas jati diri pemuda Madura. Untuk sukses pun tak harus keluar pulau, cukuplah dengan bekerja keras di daerah sendiri dengan menggali potensi yang kita miliki. Semangat Pemuda Madura!